Jakarta – Suara riuh tawa dan sapaan akrab memecah suasana Minggu sore, 23 Agustus 2025, di 101 Urban Hotel Kelapa Gading, Jakarta Utara. Para tamu yang datang satu per satu seakan kembali ke masa remaja mereka di bangku SMP. Senyum mengembang, pelukan erat berganti-ganti, dan percakapan penuh nostalgia mengalir tanpa jeda.
Sekitar 120 alumni SMP 123 Kelapa Gading angkatan 1987 berkumpul kembali dalam Ketumbar Ikalaju 2025, singkatan dari Ketemuan Bareng Ikatan Alumni Delapan Tujuh. Bagi sebagian besar yang hadir, ini bukan sekadar reuni, melainkan perjalanan waktu yang menghubungkan kembali masa muda, kenangan, dan persaudaraan yang tetap terjaga.
Reuni yang Bukan Sekadar Temu Kangen
Erra Reka, Ketua Umum Ikalaju periode 2024–2027, menyambut para alumni dengan penuh semangat. “Inilah saatnya kita menguatkan kembali persaudaraan, bukan hanya mengenang masa lalu,” ujarnya dalam sambutan.
Di sisi lain, Heri, sang Ketua Panitia, tampak sibuk memastikan acara berjalan lancar. Ia menegaskan tujuan utama reuni ini adalah membangun kembali jejaring alumni dan menyampaikan program kerja Ikalaju, mulai dari kegiatan sosial, penguatan komunikasi, hingga rencana program tahun depan.
“Alhamdulillah, semua berjalan baik. Alumni bisa kembali tersenyum, bernostalgia, dan semakin solid untuk Ikalaju yang lebih bermanfaat,” kata Heri, matanya berbinar melihat antusiasme rekan-rekannya.
Panitia yang Bekerja dalam Senyap
Di balik kemeriahan acara, ada kerja kolektif panitia yang mempersiapkan segala hal berbulan-bulan sebelumnya. Heri tidak sendiri. Ia didampingi wakilnya, Hayadi, serta tim inti lain yang terbagi dalam berbagai seksi.
Tugas pendanaan, misalnya, dipegang oleh Erra, Edy, dan Henny. Mereka memastikan kebutuhan acara tercukupi, termasuk hadiah doorprize yang membuat suasana semakin semarak. Leoni mengatur keuangan sebagai bendahara, sementara Tiwi sibuk di meja sekretariat, mencatat jalannya acara.
Di panggung hiburan, Dian, Nenny, dan Undri menjadi motor kreatif, menyusun pertunjukan sederhana namun hangat. Yuni, Patoniah, Linda, dan Diah mengurusi konsumsi—aroma hidangan mereka membuat alumni sejenak melupakan diet. Elita dan Usi mengatur hubungan publik, sementara Bambang dan Devi mengabadikan momen lewat kanal media sosial. Urusan perlengkapan ditangani Ishak, Bayu, dan Yoga yang memastikan panggung hingga sound system tak bermasalah.
Semua bekerja dalam senyap, namun hasilnya terasa: acara berlangsung rapi, akrab, dan penuh warna.
Panggung Hiburan, Doorprize, dan Nostalgia
Saat sesi hiburan dimulai, suasana semakin mencair. Ada yang bernyanyi, ada yang berpantun, bahkan beberapa alumni tak kuasa menahan tawa ketika teman lama mereka nekat naik ke panggung. Doorprize yang dibagikan menambah keceriaan. Dari hadiah sederhana hingga kejutan dari donatur, semua menjadi pemicu sorak-sorai.
“Rasanya seperti kembali ke kelas dulu, ramai, riuh, penuh canda,” ujar Wawan, salah satu alumni yang hadir. Ia mengaku reuni ini memberi energi baru, bukan hanya nostalgia. “Kita seperti kembali remaja, tapi dengan perasaan yang lebih matang. Ikatan itu ternyata tidak pernah hilang.”
Ikatan yang Tak Pernah Pudar
Bagi Ikalaju, reuni ini lebih dari sekadar temu kangen. Ia adalah modal sosial. Organisasi alumni SMP 123 Kelapa Gading angkatan 1987 berupaya agar persaudaraan yang terjalin puluhan tahun lalu tetap kokoh dan relevan. Tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk komunitas, sekolah asal, dan masyarakat luas.
“Persaudaraan ini ibarat akar. Makin dalam menancap, makin kuat pula pohon kebersamaan yang tumbuh,” ucap Erra Reka, menutup acara dengan penuh harap.
Ketumbar Ikalaju 2025 pun berakhir dengan pelukan, janji untuk tetap berhubungan, dan rencana bertemu kembali di pertemuan berikutnya. Bagi para alumni, reuni bukan hanya soal masa lalu. Ia adalah pengingat bahwa persahabatan sejati tak lekang dimakan waktu.

.jpg)