Makna Mendalam di Balik Pesan “TIDAK ADA PERSAUDARAAN YANG BISA TERGANTIKAN ” “Ora Ono Paseduluran Tan Bisa Diganti Karo Gedhene Rumongso”
Cahaya mas, 2 Juli 2025 – Dalam semangat menjaga nilai-nilai luhur persaudaraan, PSHT Cabang Ogan Komering Ilir (OKI) kembali menegaskan jati diri organisasi sebagai rumah besar bagi seluruh warganya. Salah satu pesan yang menggema dalam berbagai kegiatan PSHT belakangan ini adalah:
“Ora ono paseduluran tan bisa diganti karo gedhene rumongso. Beda pilihan boleh, tapi ketika Ibu memanggil pulang, kalian adalah anak-anakku.”
Pesan tersebut bukan hanya sekadar kalimat bijak, namun mencerminkan filosofi dalam kehidupan berorganisasi, khususnya dalam lingkungan PSHT. Kalimat ini menyiratkan bahwa ikatan persaudaraan (paseduluran) adalah fondasi utama yang tidak boleh dikalahkan oleh ego pribadi (gedhene rumongso).
Dalam konteks organisasi, berbeda pendapat, strategi, maupun pandangan adalah hal yang lumrah dan sehat. Namun, perbedaan itu tidak boleh meretakkan hubungan batin sebagai saudara satu perguruan. Seperti ungkapan yang disampaikan, ketika "Ibu memanggil pulang", itu adalah simbol panggilan dari organisasi, dari ajaran, dari nilai-nilai luhur yang telah membesarkan para warganya. Dan saat itulah, semua ego, perbedaan, dan kepentingan pribadi harus dilebur dalam satu kesadaran: kita semua adalah anak-anak dari satu ibu, satu ajaran, satu hati.
Ketua Cabang PSHT OKI, KRT Budi Wiyono Hadi Nagoro , dalam beberapa kesempatan juga menekankan pentingnya menjaga rasa andhap asor, kerukunan, dan semangat gotong royong antarwarga PSHT. Ia mengingatkan bahwa PSHT bukan sekadar perguruan silat, melainkan wadah pembentukan karakter luhur dan rasa welas asih antarumat manusia.
"PSHT bukan tempat menumbuhkan rasa menang-menangan, tapi tempat belajar untuk saling memahami dan menguatkan. Kita semua tumbuh dari ajaran yang sama, dari ibu yang sama — maka tetaplah pulang saat dipanggil," ujarnya.
Pesan ini menjadi pengingat sekaligus penguat bagi seluruh warga PSHT di tengah dinamika zaman. Sebuah pengingat bahwa sejauh apa pun melangkah, setinggi apa pun jabatan, dan seluas apa pun pengaruh, paseduluran tetap menjadi warisan utama yang harus dijaga bersama. PSHT JAYA, untuk selamanya. ( KRT. S. Hadi nagoro )