MUARA ENIM, Jurnalisme.info-
Di sebuah aula sederhana Kantor Desa Sebau, Kecamatan Gelumbang, suasana Siang Hari Selasa (23/12/2025) terasa hangat meski udara cukup dingin. Puluhan warga berkumpul, beberapa membawa anak-anak mereka, menanti giliran menerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) yang diperuntukkan bagi 36 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Setiap keluarga menerima Rp900.000 untuk tiga bulan terakhir—Oktober, November, dan Desember 2025. Bagi sebagian warga, nominal itu bukan sekadar angka. “Bantuan ini sangat berarti. Bisa untuk kebutuhan sekolah anak, belanja dapur, dan sedikit tabungan menghadapi akhir tahun,” ujar seorang ibu rumah tangga yang sudah tiga kali menerima BLT DD. Wajahnya tersenyum lega ketika menandatangani daftar penerima, sementara anaknya bermain di sudut aula.
Kepala Desa Busroni, hadir langsung memimpin proses penyaluran. Ia menyampaikan bahwa BLT DD kali ini adalah bantuan terakhir di tahun 2025. «“Untuk tahun 2026, saya belum dapat memastikan apakah BLT Dana Desa masih ada atau tidak. Kita masih menunggu kebijakan pemerintah pusat,”» katanya dengan nada serius namun penuh perhatian.
Hadir pula Bhabinkamtibmas Ardi, Babinsa Marwan, pendamping desa , perangkat desa, BPD dan tokoh masyarakat. Mereka memastikan proses berjalan tertib, aman, dan lancar. Setiap penerima diperiksa dokumen dan menanda tangani daftar hadir, memastikan tidak ada yang tertinggal.
Tak jauh dari meja penyaluran, seorang kakek menatap uang yang baru saja diterimanya. “Kalau bukan bantuan ini, saya harus memikirkan dari mana membeli beras untuk sebulan,” ucapnya lirih, namun matanya bersinar dengan rasa syukur. “Ini bukan banyak, tapi cukup meringankan.”
Pendamping desa, menekankan pentingnya transparansi dalam pembagian BLT DD. “Kami memastikan semua KPM menerima haknya. Tidak ada tumpang tindih atau ketidak tepatan. Semua tercatat dengan rapi,” jelasnya.
Bagi warga Sebau, BLT DD lebih dari sekadar uang. Ia adalah pengingat bahwa di tengah tekanan ekonomi dan ketidak pastian, masih ada perhatian dari pemerintah desa dan negara. Penyaluran kali ini juga menutup rangkaian bantuan tahun 2025, meninggalkan harapan dan pertanyaan akan keberlanjutan program di tahun mendatang.
Busroni menutup kegiatan dengan pesan penuh harap: «“Gunakan bantuan ini sebaik-baiknya untuk kebutuhan pokok. Semoga awal tahun nanti kita semua bisa menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih ringan.”»
Di luar aula, beberapa anak bermain sambil menenteng kantong berisi bantuan. Senyum mereka tampak polos, tapi bagi orang tua, itu adalah simbol harapan: akhir tahun terasa sedikit lebih ringan, dan kehidupan sehari-hari sedikit lebih mudah dijalani.
Jurnalisme Robin



