GLADHEN PAMBIWORO & PASRAH PENAMPI PENGANTEN DI CAFE WISANGGENI CAHAYA MAS
Mesuji Makmur, Jurnalisme.info-
Semangat pelestarian budaya Jawa semakin tumbuh di kalangan generasi muda. Hal ini terlihat dari kegiatan positif yang dilakukan oleh sekelompok pemuda dari berbagai desa di wilayah Mesuji Makmur, yang tengah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program Gladhèn Pambiworo dan Pasrah Penampi Penganten. Kegiatan ini diadakan di Café Wisanggeni, Desa Cahaya Mas, yang selama ini dikenal sebagai ruang kreatif bagi anak muda setempat, 24 Nov 2025.
Pelatihan budaya ini dipandu oleh Bapak Supriyanto, S.Kep, Ners, SH, M.Pd, seorang tokoh muda yang dikenal aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pelestarian budaya. Dengan pengalaman dan kompetensi yang dimilikinya, beliau memberikan pembelajaran yang terstruktur, mudah dipahami, dan aplikatif bagi para peserta, Mas supri panggilan sehari hari merupakan alumni dari Gladhen Hamicoro Pamasidi wedding Planer dan Javanese Cultural Event Organizer Oner KRT. Sidhiq Dwijonagoro,S.S, M.Pd.
Dalam sesi gladhèn pambiworo, para pemuda dilatih untuk memahami peran dan teknik sebagai pambiworo atau pembawa acara adat Jawa, termasuk intonasi, unggah-ungguh basa, struktur acara, hingga etika dalam pranata adicara. Sementara pada materi pasrah penampi penganten, peserta diajarkan tata cara prosesi adat pernikahan Jawa, makna filosofisnya, serta praktik dialog dan penyampaian ucapan dalam bahasa Jawa yang baik dan benar.
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta. Mereka merasa pelatihan ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membuka peluang keterampilan baru di bidang seni budaya, sekaligus menjadi wadah mempererat silaturahmi antardesa.
Menurut mas Supri, pembelajaran seperti ini sangat penting di era modern.
“Pemuda itu harus cerdas dan berkarakter. Dengan belajar budaya sendiri, kita membangun identitas sekaligus meningkatkan kepercayaan diri. Pambiworo dan pasrah penampi penganten bukan hanya kemampuan berbicara, tetapi ilmu adab, sopan santun, dan memahami makna sebuah acara,” ujarnya.
Diharapkan kegiatan seperti ini terus berlanjut secara berkala sehingga mampu melahirkan generasi muda yang terampil, berbudaya, dan siap berkontribusi dalam acara-acara adat di masyarakat.
Dengan adanya inisiatif ini, Mesuji Makmur tidak hanya dikenal sebagai wilayah yang berkembang secara ekonomi, tetapi juga sebagai daerah yang tetap menjaga kelestarian seni budaya melalui kreativitas para pemudanya.
( KRT. S. HN )

