Jurnalisme Info — Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menghadirkan investor asal Tiongkok untuk membangun smelter atau pabrik pengolahan bijih timah terbesar di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari dukungan terhadap kebijakan hilirisasi nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Gubernur Babel, Hidayat Arsani, menyampaikan bahwa pembangunan smelter tersebut akan dilakukan oleh investor asal Tiongkok, Mr. Xiao Nai Cheng dan Mr. Wang Yu Long, pemilik PT Tong Fang — perusahaan yang bergerak di bidang hilirisasi timah.
“Nilai investasi pembangunan smelter ini mencapai Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun, dengan produk yang dihasilkan berupa timah solder dan kawat timah,” ujar Hidayat dalam keterangan di Pangkalpinang.
Rencana pembangunan telah dibahas bersama Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, dan disepakati bahwa lokasi smelter akan dibangun di wilayah Bangka Tengah. Fasilitas ini akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300 ton per bulan dan menjadi salah satu fasilitas hilirisasi terbesar di Indonesia untuk komoditas timah.
Menurut Hidayat, kehadiran smelter tersebut tidak hanya mendorong hilirisasi industri, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
“Investasi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berpotensi membuka lapangan kerja baru karena 70 persen tenaga kerjanya akan mengandalkan sumber daya manusia lokal,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Babel juga akan bekerja sama dengan PT Timah Tbk sebagai pemasok utama bijih timah untuk kebutuhan operasional smelter.
Sementara itu, Mr. Xiao melalui penerjemah menyampaikan harapannya agar dukungan dari pemerintah daerah dapat membantu kelancaran investasi ini sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Red (TR)

.jpg)