![]() |
Foto istimewa hasil screenshoort watsApp gruf |
Jurnalisme.Info,- Ratusan Warga di Kabupaten Sumedang dilaporkan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah yang di akibatkan oleh aplikasi Dream Booking City (DBC),sebuah aplikasi baca novel yang sempat viral di media sosial dan pemberitaan online. Aplikasi ini menjanjikan keuntungan menggiurkan, namun justru menimbulkan kebingungan dan kerugian finansial yang cukup besar bagi penggunanya,hal itu sempat menimbulkan aksi saling tuding antar pengguna aplikasi bahkan nama camat kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang pun sempat disebut sebut.
Rabu 5 Maret 2025 Awak media Jurnalisme.info dan beberapa awak media yang lain mengklarifikasi isu yang beredar tersebut kepada camat kecamatan Pamulihan kabupaten sumedang di kantornya.
Camat kecamatan Pamulihan Rohana menegaskan kepada awak media terkait isu yang beredar bahwa beliau sempat ada di gruf WatsApp Aplikasi DBC " bahwa apabila saya dijadikan pigur yang sekiranya dapat menarik minat masyarakat untuk ikut serta menjadi anggota DBC, tentunya saya sangat keberatan, apalagi betul betul tidak tahu menahu kapan, dimana, dan oleh siapa kegiatan itu dilaksanakan.
Baik secara pribadi maupun secara kedinasan, saya tidak pernah terlibat, dan itu bukan kewenangan ataupun kapasitas saya. Apalagi dari Gruf WatsApp DBC itu saya keburu keluar mengingat HP saya sudah gak muat ujarnya"ujarnya
Lebih lanjut, ia menyinggung beberapa aspek terkait proses kinerja DBC dan keterlibatan berbagai pihak, seraya mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui secara mendalam perkembangan yang terjadi.
Klarifikasi Terkait Acara Minggon
Saat disinggung mengenai keterlibatan tokoh-tokoh tertentu dalam suatu acara minggon di salah satu desa, Rohana menegaskan bahwa hal tersebut berada di luar kendalinya.
“Acara minggon ya minggon murni, dan setelah rapat minggon selanjutnya saya tidak tahu, karena saya dikejar pekerjaan juga. Malah saya sudah ada yang menunggu wawancara bersama petugas pendataan dari Bappeda kalau tidak salah.
Setelah rapat minggon, saya keluar dari tempat rapat untuk makan siang.
Jadi saya tidak tahu kalau ada yang nempel, ada yang bonceng, ataupun sosialisasi program DBC.
karena rapat sudah beres dan sudah ditutup. Apalagi aparatur dari kecamatan sudah pada bubar. ungkap Rohana.
Di tengah perbincangan, Rohana juga mengaku kurang mengetahui informasi yang menyebutkan keterlibatan beberapa kepala desa atau tokoh tertentu dalam suatu kelompok atau kegiatan tertentu. Namun, ia menegaskan bahwa setiap keputusan adalah keputusan masing-masing pula.
Saat di minta himbauan untuk warga masyarakat yang mendapat musibah kerugian materi berupa uang dengan nilai ratusan juta rupiah yang di akibatkan aplikasi Dream Booking City (DBC) Rohana mengatakan "Rohana pun menghimbau agar setiap kejadian dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga.
“Apa yang telah terjadi jadikanlah pelajaran terbaik dari semua pengalaman. Marilah kita melangkah dengan kehati-hatian. Marilah kita lebih berhati-hati dengan apa yang akan dilakukan. Harapan ke depan adalah agar lebih waspada supaya tidak terjadi masalah yang sama, dari permasalahan ini, mari kita ambil hikmahnya ,” pesannya.
“Masalah dan pengalaman adalah guru terbaik. Apabila kita mendapatkan permasalahan, marilah kita lebih berhati-hati dalam melangkah supaya hal serupa tidak terulang demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, sejumlah warga yang sebelumnya akan memberikan surat kuasa kepada Edi, Ketua DPD Gerakan Advokat dan Aktivis Jawa Barat, untuk mengurus kasus ini akhirnya memutuskan untuk tidak menindaklanjuti pemberian surat kuasa dan memilih untuk diam. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai alasan di balik keputusan tersebut.