Bangka Tengah, Jurnalisme.info-
Operasi udara Satgas Penertiban Kawasan Hutan dan Pertambangan (PKH) di kawasan Sarang Ikan dan Nadi, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, membongkar jaringan besar pertambangan ilegal yang selama ini beroperasi mulus di tengah lemahnya penegakan hukum, Minggu, (9 November 2025).
Dari hasil penyisiran di dua titik utama, Satgas berhasil mengamankan 14 unit alat berat jenis excavator dan buldoser yang diduga kuat milik jaringan Aliong To, sosok yang disebut langsung oleh para operator saat pemeriksaan di lokasi.
Nama Aliong To mencuat setelah sembilan operator yang diamankan secara blak-blakan mengungkap keterlibatan pihak pemodal besar di balik aktivitas tambang di kawasan hutan lindung dan hutan produksi tersebut.
“Ada sepuluh orang yang kami amankan — sembilan operator dan satu pemilik alat berat,” ujar Kasatgas PKH Mayjen Febriel, di lokasi Nadi, didampingi Dankorwil Babel Kolonel Amrul Huda.
🔎 Jaringan Pemodal Mulai Terungkap
Penyelidikan Satgas tidak berhenti pada nama Herman Fu. Dari hasil pengembangan, tiga nama lain kini ikut terseret. Mereka diduga berperan sebagai penyuplai dana, penyedia logistik, dan pengatur lapangan di dua kawasan tambang yang selama ini menjadi “ladang emas” bagi para cukong timah ilegal.
Sumber internal mengungkap, tim tengah menelusuri aliran dana dan kemungkinan keterlibatan oknum aparat yang diduga ikut bermain dalam jaringan tersebut. Jejak uang dan kontrak sewa alat berat disebut mengarah pada beberapa pihak di luar wilayah Bangka Tengah.
Foto udara yang beredar memperlihatkan helikopter Satgas PKH melayang di atas deretan alat berat berwarna oranye di tengah hamparan pasir luas — bukti nyata skala operasi tambang ilegal yang selama ini diduga “tak tersentuh”.
⚖️ Tuntutan Publik untuk Penegakan Hukum
Publik kini menuntut langkah tegas dan transparan dari aparat penegak hukum. Operasi penertiban ini diharapkan tidak berhenti pada para pekerja lapangan, tetapi juga menyasar aktor intelektual dan pemodal besar di balik bisnis gelap pertambangan timah.
“Kalau hukum diam, publik akan bertanya: siapa yang mereka lindungi?” tegas Tim Investigasi Jurnalisme Info dalam pernyataannya.
Tim Investigasi Lapangan: JO

.jpg)