Lima Puluh Kota,jurnalisme.info-
Jum'at 12 September 2025 - Dunia jurnalisme di Kabupaten Lima Puluh Kota kembali diguncang prahara! Perseteruan sengit antar media semakin memanas hingga menyeret sejumlah nama ke ranah hukum. Penanggung Jawab Balaiwartawan.com, Agus Supriyanto, dengan didampingi Ketua LSM GIB (Generasi Indonesia Bersih) Kabupaten Limapuluh Kota, Ulul Azmi, ST Dt. Sati Dirajo, secara resmi melaporkan empat individu - Chairul Saleh (Arul), Riki Hidayat (Riki), Rian, dan Sukrianto - ke Kepolisian Resor (Polres) Lima Puluh Kota atas dugaan pencemaran nama baik atau fitnah.
Agus Suprianto, dengan wajah geram, menyerahkan berkas laporan pada Jumat siang. Ia menuding keempat terlapor telah melakukan tindakan yang merugikan dirinya dan lembaga media yang dipimpinnya. Aroma dendam tercium begitu kuat dalam langkah hukum yang diambilnya.
"Cukup sudah! Mereka telah menyerang kehormatan dan nama baik kami! Kami tidak akan tinggal diam! Kami menuntut keadilan!" tegas Agus Supriyanto usai menyerahkan berkas laporan, dengan nada suara yang bergetar
Dalam menghadapi badai perseteruan ini, Agus Suprianto menunjuk Tedy Sutendi, S.H., M.H., sebagai penasihat hukumnya. Tedy Sutendi, yang juga merupakan Ketum LSM GIB, menegaskan bahwa pihaknya siap mengawal kasus ini hingga tuntas, tanpa kompromi.
"Kami melihat dengan jelas adanya unsur pencemaran nama baik dalam tindakan yang dilakukan oleh para terlapor. Proses hukum harus ditegakkan seadil-adilnya agar menjadi pelajaran bagi semua pihak. Marwah pers harus dijaga, dan tidak boleh ada yang seenaknya mencorengnya!" seru Tedy Sutendi dengan nada berapi-api.
Pihak Polres Lima Puluh Kota telah menerima laporan tersebut dan berjanji akan menindaklanjutinya sesuai prosedur yang berlaku. Namun, publik kini bertanya-tanya, mampukah kepolisian mengungkap tabir di balik perseteruan sengit ini?
Perselisihan antar media di daerah ini memang sudah menjadi rahasia umum. Namun, dengan masuknya laporan resmi ke kepolisian, konflik ini diperkirakan akan semakin menjadi sorotan publik, khususnya di kalangan insan pers. Pertanyaan besar pun muncul: apa yang sebenarnya terjadi di balik layar dunia jurnalisme Lima Puluh Kota? Siapa yang bermain api, dan siapa yang akan terbakar? Kita tunggu saja babak selanjutnya dari drama perseteruan yang semakin memanas ini.
(Darul)

