Bupati Welly Suhery: Tidak Sungguh-sungguh dalam Bekerja, Silakan mundur
Pasaman,Jurnalisme info.-
Di tengah keprihatinan akibat banjir dan longsor serta ancaman defisit anggaran yang mencemaskan, Bupati Pasaman Welly Suhery mengambil sikap tegas. Di hadapan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Pasaman dalam Apel Organik di Halaman Kantor Bupati, Senin (8/12), Bupati Welly meminta ASN bekerja dengan serius.
"Apabila ada di antara kita yang tidak memiliki kesungguhan atau tidak ingin berjalan bersama memajukan Pasaman, maka bersikaplah sportif. Bagi ASN yang merasa tidak mampu mengikuti ritme kerja, silakan mengundurkan diri atau mengajukan permohonan pindah," tegas Bupati Welly Suhery di hadapan seluruh jajaran pemerintah daerah tersebut.
Diketahui dalam apel gabungan itu hadir seluruh kepala OPD, camat, dan wali nagari se Kabupaten Pasaman.
Intruksi begitu sangat keras dalam apel. Hal ini menjadi hal yang tidak biasa mengingat Bupati Welly merupakan sosok yang ramah, penuh senyum dan dikenal orang yang selalu mencari jalan keluar dalam setiap persoalan yang terjadi di pemerintah daerah.
Dari arahan di hadapan seluruh ASN itu, menunjukkan bahwa bupati mulai kesal dengan kinerja ASN-nya dalam beberapa bulan terakhir karena tidak memiliki komitmen dalam bekerja.
Selain itu, Bupati Welly meminta agar pelayanan publik harus berjalan optimal dan koordinasi antar-OPD harus diperkuat. Ia juga mendorong penyelesaian seluruh kegiatan tahun 2025 dengan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi.
”Pertahankanlah marwah pemerintahan demi mewujudkan Pasaman yang bangkit, berkarakter, maju, dan berkelanjutan. Kita tidak hanya membutuhkan orang pintar, tetapi orang yang dapat dipercaya, bekerja dengan sepenuh hati, dan menomorsatukan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi," tegas Bupati Welly Suhery.
Tidak hanya itu, Bupati Welly juga menginstruksikan percepatan penanganan bencana. Pernyataan itu disampaikan dalam konteks beban ganda yang dihadapi Kabupaten Pasaman. Di satu sisi, cuaca ekstrem beberapa pekan terakhir telah memicu bencana hidrometeorologi yang merusak infrastruktur dan mengganggu perekonomian warga. Di sisi lain, pemerintah daerah justru menghadapi ancaman pengetatan fiskal yang signifikan pada tahun 2026.
*Anggaran Menyusut, Beban Meningkat*
Pada kesempatan itu, Bupati Welly mengungkapkan fakta yang memprihatinkan, Transfer ke Daerah (TKD) tahun 2026 diproyeksikan turun drastis sebesar Rp116 miliar dibandingkan APBD Awal 2025, dan turun Rp54 miliar dari Perubahan APBD 2025. "Sementara kebutuhan untuk pemenuhan belanja wajib dan mengikat terus meningkat, sehingga ruang fiskal kita menyempit," ujarnya.
Menghadapi realitas itu, Bupati Welly Suhery menginstruksikan agar dilakukan rasionalisasikan kembali belanja-belanja penunjang, serta tunda atau hilangkan kegiatan yang bersifat seremonial.
Ia menekankan bahwa profesionalitas dan integritas birokrasi sedang diuji dalam situasi ini. Meski anggaran ketat, ia menegaskan bahwa pelayanan publik dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur tidak boleh terganggu.
Leih jauh disampaikan bupati, ia turut mengapresiasi kerja cepat semua pihak dalam penanganan masa tanggap darurat banjir dan longsor yang berlaku 27 November hingga 3 Desember 2025. Namun, ia mengingatkan bahwa ancaman belum berakhir.
"Di tengah kondisi cuaca ekstrem yang masih berpotensi berlanjut, saya mengimbau seluruh OPD, Camat, Wali Nagari, dan BUMD untuk tetap waspada," pesannya.
Ia juga mengingatkan pentingnya mengacu pada informasi resmi dan menghindari penyebaran informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, terutama di tengah kerentanan pasca-bencana.
(Anjasri)

