Trenggalek, jurnalisme.info–
Tim Lembaga Manajemen Infaq (LMI) turut serta dalam kunjungan ke Pantai Taman Kili-Kili, bersama Ir. Cusi Kurniawati, M.Si. dari Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek dan Dr. David Ganz, Presiden Direktur Regional Community Forestry Training Centre (RECOFT) Bangkok. Pantai ini dikenal sebagai destinasi wisata edukatif sekaligus pusat konservasi penyu yang memiliki reputasi internasional.
Menurut Ir. Cusi Kurniawati, M.Si., Pantai Taman Kili-Kili yang berlokasi di Desa Wonocoyo, sekitar 3 km dari Pantai Pelang, merupakan tempat penangkaran penyu yang bertujuan melindungi induk penyu setelah bertelur. "Di sini, terdapat empat jenis penyu yang sering bertelur, yaitu penyu abu-abu, penyu belimbing, penyu sisik, dan penyu hijau," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Ibu Aris, Supervisor Pendayagunaan LMI Kanwil Jatim, mengungkapkan bahwa rombongan turut serta dalam pelepasan tukik (anak penyu) ke laut lepas dan melakukan penanaman pohon kelapa di sepanjang pantai yang berpasir lembut.
Susanto SPV PB Laznas LMI menyampaikan "LMI mengupayakan perwujudan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Poin 14 Ekosistem Lautan dan Poin 13 Penanganan Perubahan Iklim"
Eko Margono, Sekretaris Desa Wonocoyo sekaligus penanggung jawab penangkaran, menceritakan bahwa dahulu masyarakat sekitar sering memburu penyu untuk diambil daging dan telurnya. "Beberapa tahun lalu, perburuan penyu masih marak terjadi. Namun, melalui penyuluhan yang dilakukan oleh perangkat desa dan relawan, masyarakat akhirnya sadar akan pentingnya menjaga populasi penyu dan kini turut berperan aktif dalam pelestariannya," ujarnya.
Ari, Ketua Kelompok Masyarakat (POKMAS) Taman Kili-Kili, menambahkan bahwa sejak tahun 2010 berbagai pihak mulai bermusyawarah untuk mendirikan pusat konservasi penyu. "Kami secara rutin memberikan edukasi kepada masyarakat, termasuk melalui khutbah Jumat dan komunitas nelayan, agar semakin banyak yang peduli terhadap kelangsungan hidup penyu belimbing yang terancam punah," pungkasnya.
( M.Fari Duddin)