Mesuji makmur 7 Agustus 2025 – Dalam obrolan santai melalui aplikasi WhatsApp dengan sesepuh PSHT Kampung Baru, Mas Supri mengangkat isu penting mengenai pendidikan bagi para pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Topik ini berawal dari pertanyaan Mas Supri, “Apakah masih ada saudara atau keluarga PSHT yang putus sekolah dalam masa usia sekolah atau produktif?”
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mas Heri selaku sesepuh PSHT Kampung Baru mengungkapkan fakta yang cukup memprihatinkan. “Wah, lumayan banyak,” jawabnya singkat namun penuh makna.
Mas Supri kemudian menegaskan bahwa peningkatan sumber daya manusia (SDM) bagi warga dan keluarga besar PSHT sangatlah penting. Ia mengusulkan langkah konkret berupa kerja sama dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) untuk memfasilitasi para anggota yang putus sekolah agar dapat mengikuti program Paket A, B, dan C.
Bukan hanya itu, bagi yang sudah menamatkan pendidikan setingkat SLTA atau sederajat, tersedia program beasiswa khusus pendekar PSHT untuk jenjang Strata 1 dengan pilihan program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan Hukum Keluarga Islam (HKI).
Sementara bagi mereka yang telah lulus sarjana, Mas Supri menyampaikan adanya kesempatan melanjutkan pendidikan Strata 2 program studi MPI dengan gelar Magister Pendidikan (M.Pd) melalui skema pengurangan biaya khusus untuk warga PSHT.
Menurutnya, pendidikan tinggi bukan hanya tentang gelar, tetapi juga menjadi modal utama bagi pendekar PSHT agar mampu bersaing, berkontribusi dalam masyarakat, dan menjadi teladan generasi muda. “Pendekar itu bukan hanya kuat fisik dan mental, tapi juga harus cerdas dan berwawasan luas,” tegas Mas Supri.
Upaya ini diharapkan menjadi gerakan bersama dalam keluarga besar PSHT untuk memastikan bahwa setiap pendekar memiliki kesempatan yang sama dalam meraih pendidikan setinggi mungkin, tanpa terkendala usia atau kondisi ekonomi. (cak supri)