Jurnalisme.info- Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia bersiap untuk menyambut hari besar ini dengan berbagai amalan ibadah.
Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan adalah puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah.
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Puasa Tarwiyah menandai dimulainya rangkaian ibadah haji, di mana para jamaah mulai bersiap untuk melaksanakan wukuf di Arafah keesokan harinya.
Puasa ini tidak hanya menjadi bagian dari ibadah sunnah, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi.
Puasa Arafah, yang dilakukan sehari sebelum Idul Adha atau pada 9 Zulhijah, memiliki dimensi penting bagi kekuatan fisik dan rohani para jamaah sebelum menjalankan puncak ibadah haji.
Bagi umat Islam yang tidak menunaikan haji, puasa ini menjadi amalan utama yang sangat dianjurkan.
Disebutkan bahwa puasa Tarwiyah mampu menghapus dosa-dosa selama setahun sebelumnya.
Selain itu, bagi orang yang menjalankan puasa Tarwiyah mendapatkan pahala, seperti pahala yang didapatkan Nabi Ayub.
Hal itu berdasarkan riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais:
"Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam,".
Sementara itu, puasa Arafah dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah oleh jamaah haji.
Namun, bagi mereka yang sedang menunaikan haji, tidak disunahkan menjalankan puasa ini karena fokus utama adalah pada ibadah wukuf.
Bagi umat Islam yang tidak berhaji, puasa Arafah sangat dianjurkan, karena mengandung keutamaan besar: penghapusan dosa kecil selama dua tahun, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim:
"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim no.1162)
Tak hanya itu, puasa Arafah juga menjadi hari terbanyak Allah membebaskan hamba-Nya dari siksa neraka.
"Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah," (HR Muslim).
Tata Cara Menjalankan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Secara umum, pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah tidak berbeda dengan puasa sunnah pada umumnya. Untuk memudahkan, berikut ini langkah-langkah pelaksanaannya secara ringkas:
- Berniat untuk puasa sunnah, baik dalam hati maupun secara lisan sebelum waktu subuh.
- Melakukan sahur, sebaiknya di akhir waktu mendekati subuh.
- Menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk nafsu sejak terbit fajar hingga waktu maghrib.
- Menyegerakan berbuka puasa saat matahari terbenam (adzan maghrib), sesuai dengan sunnah Nabi.
Sumber: Tribunnews.com