Desa Cahaya Mas, Mesuji Makmur 21 mei 2025 – Di tengah melonjaknya harga kopi di pasaran, seorang pemuda desa bernama Mas Bowo mulai serius menekuni budidaya tanaman kopi secara tumpang sari di sela-sela kebun karet miliknya. Meski tergolong baru, langkah ini menuai dukungan dan semangat dari para sahabatnya, termasuk Mas Medi yang akrab disapa Gus Cemplon.
“Waduh, tahu harga kopi melonjak terus, harusnya nanam dari dulu ya, Mas,” kelakar Gus Cemplon sambil tertawa saat berkunjung ke kebun kopi Mas Bowo. Namun, Mas Bowo menanggapi dengan bijak, “Alhamdulillah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.”
Kopi yang ditanam Mas Bowo adalah jenis Robusta, yang mulai banyak diminati petani lokal karena perawatannya yang relatif mudah dan hasil panennya yang menjanjikan. Ia pun mulai mempelajari teknik budidaya, pemupukan, dan pengelolaan hasil secara mandiri dengan semangat tinggi.
Melihat potensi dan antusiasme sesama pemuda desa, Mas Bowo mengusulkan pembentukan kelompok tani khusus kopi. Tujuannya tak hanya untuk saling berbagi pengetahuan, tapi juga agar bisa mendapatkan subsidi pupuk dan bantuan lain dari pemerintah.
“Kalau kita bentuk kelompok tani, insya Allah lebih mudah akses bantuan dari dinas. Jadi jangan jalan sendiri-sendiri, ayo kita bareng-bareng,” ajaknya penuh semangat.
Langkah Mas Bowo menjadi inspirasi bahwa peluang pertanian, khususnya kopi, terbuka lebar bagi generasi muda. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, para petani muda diyakini mampu membawa perubahan ekonomi desa ke arah yang lebih baik. ( cak supri )